Densus Anti Teror Ringkus 8 Teroris Solo

SOLO, RIMANEWS – Aparat Detasemen Khusus ( Densus ) 88 / Anti teror Polri kemarin meringkus delapan terduga teroris di sejumlah lokasi di Kota Solo.

Dalam penggerebekan yang dilakukan mulai Sabtu dini hari hingga pukul 11.00 WIB, mereka juga menemukan sejumlah rangkaian bom yang beberapa di antaranya langsung diledakkan di rumah terduga teroris. Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo memastikan seluruh terduga teroris tersebut merupakan jaringan lama dan terkait dengan jaringan Solo, Depok, dan Tambora. Dia bersyukur semua proses penangkapan itu berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan korban jiwa,baik dari aparat kepolisian maupun terduga teroris.

” Yang paling menonjol dari temuan itu ada lima jenis bahan peledak yang siap diledakkan, kemudian beberapa yang sedang dilakukan analisis karena sangat membahayakan. Jadi kita tunggu perkembangannya nanti,” ujar Timur di Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta. Pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian Taufik Andrie menilai penangkapan hidup-hidup sekelompok orang yang diduga teroris membawa efek positif.Aparat mempunyai kesempatan untuk melakukan penyelidikan maupun penyidikan secara lebih transparan.

”Jadi motif individu dan kelompok bisa diungkap,” ujar Taufik saat dihubungi kemarin. Penangkapan tanpa penembakan, lanjutnya,juga bisa memenuhi hak publik atas informasi yang terbuka mengenai insiden terorisme. Penangkapan para terduga teroris diawali penyergapan Rudi Kurnia Putra, 45, Sabtu (22/9) dini hari. Aparat Densus 88 meringkusnya saat yang bersangkutan berada di jalanan Kampung Griyan setelah membuntutinya dari halte bus Kleco.

” Saat itu dia berjalan kaki, ciri-cirinya tinggi 160 cm dan memakai kaus krem.Tiba-tiba dipukul dari belakang oleh pengendara sepeda motor.Setelah jatuh, kemudian dimasukkan mobil. Kami yang ingin menolongmalahdibentakagarjangan ikut campur. Ada tiga sepeda motor yang menguntitnya dari belakang dan sebuah mobil,” ujar Srihono,seorangsaksimata. Penangkapan Rudi kemudian diikuti rentetan penangkapan lain.Baderi Hartono,45, warga RT 05/RW X,dibekuk seusai salat subuh di Masjid Al Huda,sekitar pukul 05.30 WIB.

Sekitar pukul 09.30 WIB, Densus juga menjemput kakak iparnya,Ngubaidi.Istri Baderi, yakni Hanifah, beserta beberapa anaknya yang masih kecil diamankan petugas, sedangkan ibu kandung Baderi, Ny Ngali, dititipkan ke RS. Di rumah Baderi, polisi mengamankan barang bukti berupa detonator rakitan 11 buah,pipa yang sudah terbentuk berdiameter 10 cm dan panjang 1,5 meter,buku-buku jihad,4 bilah pedang dan 3 pucuk senjata api laras panjang. Sekitar pukul 08.00 WIB, Densus menjemput Chomadi, 43, di rumahnya,Jalan Lempuyangan II A RT 07/RW X Kampung Griyan.

Dua anggota keluarganya yang sudah manula juga diamankan ke RS. Di rumah Chomadi inilah tim anggota Gegana meledakkan bom rakitan yang tersimpan di dalamnya. Akibat ledakan tersebut, satu rumah rusak berat dan dua lainnya rusak ringan. ”Rumah induk (milik Chomadi) tempat penyimpanan bom.Karena tim Gegana tidak dimungkinkan mengamankannya, lalu diledakkan.Yang terakhir paling kencang sehingga rumah itu rusak berat sampai 80%.Genting ambrol,” kata Ketua RT 7 RW X Eka Herwindana di lokasi kemarin.

Rentetan suara ledakan yang bersumber dari rumah Chomadi menghebohkan warga sekitar. Setiap sekitar setengah jam sejak pukul 11.00 WIB suara ledakan muncul hingga ada akhirnya pukul 13.12 WIB, suara ledakan kelima memekakkan telinga. Ledakan terakhir itulah yang menyebabkan kerusakan terparah. Di tempat ini polisi juga menemukan sejumlah bahan peledak, yakni bubuk belerang, black powder, cairan asam sulvat, dan bubuk mesiu 2 kilogram yang terkemas dalam kantong plastik.

Polisi juga menyita beberapa buku tentang jihad. Berdasarkan informasi para tetangga, tiga warga di Kampung Griyan yang diringkus Densus merupakan penduduk asli. Perilaku mereka pun tergolong baik di mata masyarakat. Hanya saja warga sempat merasa tidak nyaman atas adanya aktivitas di rumah Chomadi sejak tiga tahun lalu.

Kala itu rumahnya kerap didatangi orang untuk berlatih pencak silat yang dilanjutkan pertemuan tertutup saat malam. Ketua RT 07 Eka Herwindana bahkan menyaksikan Susilo (teroris yang tewas dalam penggerebekan tahun 2009 di Mojosongo) pernah bertandang ke rumah Chomadi.Warga melalui pengurus RT waktu itu meminta Chomadi memindahkan aktivitas itu ke tempat lain lantaran khawatir menjadi markas gerakan radikal. Penangkapan selanjutnya terjadi di Jalan Halilintar,RT 02/RW XI Kentingan Kulon, Jebres, Kecamatan Jebres, Solo, dengan terduga teroris bernama Barkah Nawa Saputra alias Wawa, 24.

Sekitar pukul 10.00 WIB, Wawa ditangkap tanpa perlawanan. Di dalam rumah Wawa,tim Gegana kembali meledakkan benda-benda berbahaya jenis bom. Camat Jebres, Sri Wirasti, mengungkapkan, terdapat 22 botol cairan kimia berdaya hancur. Lantaran rawan meledak apabila diamankan sebagai bahan bukti, petugas memilih menjinakkannya satu per satu tiap 15 menit.Tim Gegana melakukannya ekstrawaspada mengingat kawasan itu berpenduduk padat.

”Di dalam ada cairan bahan peledak, tidak bisa diangkat dan diledakkan sedikit-sedikit. Ada 20 botol, tetapi saya tidak tahu botol apa dan berapa kilo jumlahnya,” ungkap Sri.

Hingga pukul 15.30 WIB,terdengar dua kali ledakan. Ledakan kecil pertama pukul 14.50 WIB,lalu ledakan kedua dengan suara yang cukup keras pukul 15.15 WIB. Police line yang semula hanya berjarak sekitar 100 meter di radius rumah Wawa diperluas menjadi 200 meter.

Selain lima orang itu, tim Densus meringkus tiga terduga teroris lainnya tanpa kesulitan. Durrahman, anggota Jemaah Anshorut Tauhid (JAT), digelandang polisi saat dirinya mengabadikan gambar di lokasi penangkapan di Griyan.Fajar Novianto ditangkap di jalan dekat rumahnya di kawasan Purwosari, Laweyan,Solo.Di Pasar Hardjodaksino, tim Densus menciduk terduga teroris Priyanto saat dirinya tengah berdagang. Seorang lagi yang belum diketahui identitasnya dijemput Densus di Bacem,Sukoharjo. Pengurus JAT Soloraya Endro Sudarsono membenarkan Durrahman adalah anggotanya.

Dalam organisasinya, Durrahman didapuk di bagian sekretariat bidang dokumentasi. ”Dia biasanya mengurus majalah dinding.Masuknya bagian sekretariat,”kata Endro. Kapolresta Surakarta Kombes Pol Asdjima’in saat berada di Jalan Halilitar Jebres mengatakan tim berkonsentrasi menjinakkan bahan berdaya ledak yang ditemukannya di rumah terduga teroris. Ia menyebut puluhan botol berisi cairan kimia berdaya hancur yang ditemukan di rumah Wawa apabila bereaksi bersamaan bisa berdampak buruk di radius 200–300 meter.

”Total ada 22 botol semacam ukuran Aqua di mana satu botol cukup banyak dan dapat merusak rumah tetangga dan lainnya. Kalau ditotal meledak bisa hingga radius 200–300 meter. Dua di antaranya diledakkan, lainnya diamankan dari rumah warga.Temuan lain juga ada, yakni rangkaian paku, rangkaian dispenser, dan lain-lain,” ungkapnya.

Sumber: www.rimanews.com

Copyright © 2018 Yayasan Prasasti Perdamaian. All Rights Reserved