Awalnya Ikut Sweeping, Akhirnya Harun Jadi Teroris

JAKARTA – Keberadaan teroris kembali menyita perhatian. Lebih mengagetkan lagi, ketika Mabes Polri melansir 11 terduga teroris yang ditangkap beberapa hari terakhir berasal dari kelompok baru yakni Harakah Sunni Untuk Masyarakat Indonesia (HASMI).

Pengamat terorisme Noor Huda Ismail, mengaku tak bisa berkomentar atas tudingan keterlibatan HASMI. Namun, dia menilai, dari 11 orang yang ditangkap beberapa di antaranya merupakan pemain lama dalam jaringan garis keras.

“Beberapa orang yang terlibat dan ketangkap dulunya juga pernah terlibat menjadi bagian dari Tim Isbah seperti Harun. Mungkin bermetamorfosa jadi kelompok baru jadinya seperti ini. Kalau aku melihat ini pakai baju baru tapi pemainnya bukan orang baru,” kata dia saat berbincang dengan Okezone, Minggu (28/10/2012) malam.

Noor Huda mengatakan HASMI merupakan organisasi yang sudah sejak lama berdiri. Namun, sejauh mana keterlibatannya dalam aksi terorisme, dia enggan berkomentar. “Cuma orang yang tertangkap itu aku tahu persis, sebagian itu pernah terlibat di kelompok Tim Hisbah,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan, orang-orang yang masuk dalam Tim Hisbah awalnya hanya terlibat dalam aksi sweeping layaknya organisasi kemasyarakatan (ormas). Mereka merupakan orang-orang yang tidak toleran terhadap kegiatan yang bertentangan dengan keyakinannya.

“Jadi ada proses eskalasi dari orang yang awalnya terlibat dalam aksi sweeping tempat maksiat, mereka memilih menjadi kelompok teroris,” terangnya.

Kegiatan itu dilakoni mereka setiap akhir pekan. Perubahan pola pikir untuk menjadi teroris terjadi setelah mereka mengikuti pengajian-pengajian yang diisi oleh mantan tahanan napi teroris.

“Mereka berubah seperti itu karena mereka mengikuti pengajian yang dibuat oleh beberapa orang bagian dari Jamaah Islamiah (JI) yang pernah bebas dari penjara seperti almarhum Urwah,” tambahnya.

Untuk diketahui, Bagus Budi Pranoto alias Urwah mewarisi ilmu membuat bom langsung dari Dr. Azahari. Dia pernah dihukum 3,5 tahun penjara dalam kasus bom bunuh diri di depan Kedutaan Besar Australia lantaran menyembunyikan Noor Din M Top di Surabaya.

Urwah menjadi simpatisan jaringan radikal saat berada di penjara. Setelah keluar, kata Noor Huda, dia ikut pengajian yang dikelolah oleh Joko Jihad, alias Joko Parkit alias Joko Gondrong.

“Yang menjadi pendengar pengajian ini orang-orang yang sweeping-sweeping itu. Jadi bergeser dari sweeping menjadi kelompok teror itu karena ikut pengajian ini,” paparnya.

Seperti diketahui, operasi Tim Densus 88 Mabes Polri pada Jumat dan Sabtu pekan lalu berhasil menangkap sedikitnya 11 terduga teroris. Salah satunya Harun yang ditangkap di Jalan Sumpah Pemuda, Mojosongo, Jebres, Solo, Jawa Tengah.

Sumber: news.okezone.com

Copyright © 2018 Yayasan Prasasti Perdamaian. All Rights Reserved