Terduga teroris Solo pakai pistol polisi Filipina

IPOSnews, 1/9 (JAKARTA) – Ada informasi, dari tangan dua tersangka yang tewas dari baku tembak di Jalan Veteran no 251, Tipes, Solo, polisi berhasil mengamankan sepucuk senjata api pietro bareta made in Italy. Di sisi samping senjata laras pendek itu bertuliskan property Philipines National Police atau PNP.

Sebagaimana dirilis Okezone, Sabtu, berdasarkan keterangan Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anang Iskandar, aparat kini juga mengamankan tiga buah ‘magazene’.

“Kami mengamankan tiga buah magazene, 43 peluru kaliber 9 mm merk Luger, dan 9 ‘holopoint’ CBC Mencari,” ujarnya melalui pesan singkatnya.

Dituturkannya lagi, peristiwa baku tembak itu berawal sekira 21.30 WIB. Lalu, pada saat dilakukan penangkapan, terjadi perlawanan dan salah seorang tersangka mencabut senjata api kemudian menembak ke arah Bripda Suherman.

“Dari baku tembak tersebut, dua tersangka MD alias Farhan dan Mukhsin, serta petugas Densus 88 tewas,” jelas Anang.

Sebelumnya, menurut para saksi mata, aksi baku tembak antara petugas Denus 88 dengan dua tersangka kasus aksi teror di Kota Solo layaknya film action. Kejadian menewaskan tiga orang tersebut, disaksikan langsung oleh warga sekitar.

Abu Sayyaf

Dari Semarang, Tempo.co melaporkan, pengamat terorisme, Noor Huda Ismail, menyatakan, salah satu korban tewas dari kelompok terduga teroris bernama Farhan. “Farhan ini diduga anak tirinya Abu Umar, seorang tokoh Negara Islam Indonesia (NII) senior,” kata Huda.

Selain itu, Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian itu menambahkan, Farhan diduga pernah bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan.

Farhan termasuk salah satu yang mahir dalam menggunakan senjata laras pendek maupun laras panjang. “Farhan juga pernah berlatih menembak di Sulawesi,” ungkap Noor Huda.

Polisi juga telah mengetahui identitas dua teroris yang tewas dalam baku tembak. Kedua terduga teroris itu atas nama Farhan dan Mukhsin. Noor Huda belum bisa menyebut identitas Mukhsin. “Yang Muhksin masih misterius,” kata Noor Huda.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Jumat malam terjadi baku tembak antara Densus 88 dengan kelompok teroris di Jalan Veteran, Solo.

Seorang pengendara sepeda motor disergap petugas Densus di tengah jalan. Pengendara tersebut melawan dengan tembakan. Tiga orang tewas dalam baku tembak tersebut, terdiri dari dua orang dari pihak terduga teroris dan satu orang petugas Densus 88 atas nama Bripda Suherman.

Noor Huda memperkirakan motif utama aksi terorisme di Solo ialah untuk menunjukkan, polisi merupakan musuh mereka yang paling nyata. “Bagi kalangan ikhwan ya untuk menunjukan bahwa polisi adalah musuh paling nyata,” kata Noor Huda.

Sumber: iposnews.com

Copyright © 2018 Yayasan Prasasti Perdamaian. All Rights Reserved