Inilah Kronologi Baku Tembak di Solo

Satu anggota Densus 88 dan satu terduga teroris tewasSetelah aksi penembakan di Pasar Singosarean, Solo, Jawa Tengah, Kamis malam (30/8), yang menewaskan satu anggota anggota polisi bernama Dwi Data, Jumat malam (31/1) pukul 21.30 WIB aksi baku tembak kembali terjadi di Solo, tetapi kini berlokasi di belakang Lotte Mart, Tipes, Solo.

Menurut informasi yang dihimpunBeritasatu.com setidaknya tiga orang menjadi korban dalam peristiwa itu. Salah satu korban diduga anggota Densus 88 bernama Bripda Suherman dan seorang lagi terduga teroris. Sementara itu satu anggota polisi lagi terluka dan satu terduga teroris juga ditahan hidup-hidup.

Adapun Kapolda Jawa Tengah dan Kapolres Solo yang berada di lokasi kejadian belum memberi keterangan resmi. Beritasatu.com juga berusaha menghubungi Humas Polri dan humas Kepolisian daerah Jateng tetapi belum mendapat tanggapan.

Baku tembak itu sendiri berawal dari usaha penangkapan terhadap tersangka pelaku penembakan mendiang Bripda Dwi Sapta, Kamis malam. Anggota tim Densus 88 dilaporkan telah mengikuti para terduga teroris dari Terminal Tirtonadi hingga Jalan Veteran, Tipes, Kota Solo yang berjarak sekitar lima kilometer.

Para terduga mengendarai sepeda motor sementara Densus 88 mengendarai mobil jenis Nissan Terano. Ketika tiba depan Masjid Baiturrahman, seperti yang dituturkan pengamat teroris Noor Huda Ismail yang berdomisili di Semarang, Jawa Tengah, personel Densus 88 menabrak para terduga teroris dengan mobil yang mereka tumpangi.

Ketika coba membekuk para terduga itulah pecah baku tembak antara Densus 88 dan terduga teroris yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan terluka. Baku tembak itu diakui oleh sejumlah warga Solo, termasuk Saryanto (55) yang mengaku mendengar banyak tembakan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun seorang anggota Densus meninggal dan satu lagi terluka. Sementara itu satu terduga teroris tewas dan satu lagi ditahan hidup-hidup. Korban dalam peristiwa itu kini dibawa dan dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulyo Kota Solo.

Beritasatu.com menghubungi RS Brayat Minulyo via sambungan telepon tetapi seorang perempuan resepsionis yang menjawab di ujung telepon mengatakan mereka “belum menerima informasi lebih lanjut.”

Hingga kini Beritasatu.com terus berusaha menghubungi Kepolisian dan RS Brayat Minulya tetapi belum mendapatkan tanggapan.

Penulis: Imron Rosyid/ Dhana Kencana/ Antara/ Liberty Jemadu

Copyright © 2018 Yayasan Prasasti Perdamaian. All Rights Reserved