KBR68H, Jakarta – Serangkaian aksi kekerasan di Solo dalam sebulan terakhir diperkirakan tidak saling terkait.
Pengamat Terorisme Noor Huda Ismail mengatakan, belum ada tanda keterkaitan antara beberapa peristiwa tersebut. Kata dia, pelaku juga kemungkinan bukan dari kelompok lama yaitu aktivis Islam. Pasalnya, pola penyerangan yang dipergunakan berbeda. Namun dipastikan pelaku dari kelompok yang terlatih.
“Kalau dari kelompok yang lama, yang karena ideologinya itu biasanya sebelum ada serangan itu sudah muncul dialog di youtube, percakapan dan info di chat, nah ini belum. Dan saya pernah ngobrol dengan beberapa narasumber yang dulu pernah digerakkan atau sekarang masih aktif di gerakan, merasa pilihan gerakan itu bukan strategi yang jitu,” jelas Noor Huda Ismail.
Tadi malam terjadi penembakan pos polisi di kawasan Singosaren Solo oleh orang tak dikenal. Satu polisi tewas akibat peristiwa tersebut.
Sebelumnya, pos pengamanan Lebaran di Bundaran Gladak, Solo dilempar granat nanas pada 18 Agustus lalu. Sehari sebelumnya pos pengamanan di Gemblekan juga diberondong tembakan yang meninggalkan tujuh selongsong peluru dan menyebabkan dua polisi terluka.