17/04/2018

YPP Adakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas bagi Peksos RPTC

Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP) bekerjasama dengan Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI), mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas bagi para Pekerja Sosial (Peksos) di RPTC. Pelatihan ini khususnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan para Peksos ini dalam melakukan assessment para deportan.

“Pelatihan ini menurut saya sangat berguna, deportan ini adalah merupakan hal yang baru dan kami butuh banyak pengetahuan tambahan dari semua pihak yang bergerak di isu ini,” ungkap Kepala RPTC, Maimoon saat membuka acara di RPTC Bambu Apus, Jakarta Timur (10/4/2018).

Selanjutnya beliau menambahkan, kehadiran YPP dan juga organisasi-organisasi non Pemerintah lain juga sangat penting dalam rangka membantu kerja-kerja Pemerintah. Menurutnya sinergitas antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah, terutama dalam hal penanganan kasus terorisme harus terus dilakukan dan ditingkatkan.

“Kita semua elemen bangsa harus bisa bekerja sama, kita harus menganggap ini adalah masalah bersama bagi kita semua,” imbuhnya.

Sementara itu Direktur Eksekutif YPP, Taufik Andrie dalam sambutannya juga menjelaskan kerjasama dengan elemen Pemerintah adalah merupakan hal yang sangat penting, terutama dalam penanganan isu radikalisme dan terorisme di Indonesia. Taufik menjelaskan, meskipun ISIS di Suriah sudah bisa dikalahkan akan tetapi ideologi radikal kekerasan mereka masih mungkin akan terus berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

“Tidak hanya pengawasan saja, para deportan ini juga harus diberikan skill agar mereka setelah dipulangkan dari RPTC bisa kembali hidup di tengah-tengah masyarakat,” terang Taufik.

Pelatihan yang dilaksanakan selama sehari penuh ini diisi oleh materi-materi agar para Peksos ini dapat lebih memahami karakter dari para deportan yang mereka hadapi. Pada sesi pertama, peserta diberikan materi mengenai sejarah dan dinamika gerakan kelompok kekerasan berbasis agama di Indonesia dan Dunia. Materi ini disampaikan agar para peserta memahami lebih komprehensif mengenai gerakan teror di Indonesia.

Pada sesi selanjutnya para peserta diberikan materi mengenai bagaimana melakukan pendekatan teknik penggalian data dan wawancara mendalam kepada para deportan, karena bagian ini adalah bagian yang menurut beberapa Peksos adalah yang paling menyulitkan. Selanjutnya peserta diajak untuk melakukan role play wawancara deportan, dengan tujuan untuk mengisi instrumen yang sudah disiapkan oleh YPP, yang diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi Peksos item apa saja yang harus diisi ketika melakukan wawancara dengan para deportan.

Related articles