Pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid hari ini mendatangi Mabes Polri dan Badan Intelijen Negara untuk memprotes tuduhan yang menyebut anggotanya terlibat dalam pembunuhan dua polisi di Poso. Meski belum menyimpulkan tuduhannya, polisi menyatakan memiliki bukti keterlibatan anggota JAT dalam sejumlah kasus kekerasan di Poso.
Usai bertemu dengan perwakilan pimpinan Mabes Polri, Juru bicara Jamaah Anshorut Tauhid, JAT, Son Hadi Muhadjir kembali membantah keterlibatan organisasinya dalam kasus pembunuhan dua polisi di Poso, Sulawesi Tengah.
Berita terkait
Dia juga menyatakan tidak punya tempat kegiatan dan anggota di Poso.
Namun Son Hadi mengakui sejumlah terpidana terorisme, seperti Abu Bakar Baasyir Abu Tholut, pernah menjadi unsur pimpinan organisasinya.
“Ustad Abu Tholut masuk ke JAT dalam kapasitas Majelis Syuro, dalam JAT siapa saja yang memiliki kemampuan tertentu bisa masuk Majelis Syuro tanpa harus jadi anggota tetap, misalnya pakar
bisa kita masukkan ke Majelis Syuro jadi bukan anggota tetap,” kata Son Hadi.
Faksi radikal
Kepala Biro Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, kemungkinan keterlibatan sejumlah kelompok dalam peristiwa ini tetap akan diselidiki. Dia juga mengatakan bantahan dari JAT tidak menutup jalan Polisi untuk tetap menyelidiki kelompok keterkaitan kelompok tersebut.
“ini ada aspirasi, kita terima sedangkan informasi adanya keterkaitan JAT kita dalami terus. Seperti yang anda ketahui, sepengetahuan kita ustad Abu Bakar Baasyir juga salah satu yang dikenal sebagai pemimpinnya. Aspirasi kita terima tapi informasi kita kembangkan,” kata Boy.
Peneliti masalah terorisme Taufik Andrie menganalisa, bantahan JAT bahwa anggotanya di Poso tidak terlibat dalam kasus pembunuhan anggota polisi, kemungkinan dilatari adanya perpecahan di dalam internalnya.
“Biasanya selalu ada faksi radikal yang tidak puas dengan strategi perjuangan organisasi karena orientasi mereka sudah berbeda mereka membentuk kelompok sendiri yang lebih kecil dan lebih ekstrim, termasuk yang ada di Poso ini,” ujarnya.
Wilayah Sulawesi Tengah khususnya Poso masih menjadi salah satu wilayah yang kerap menjadi aksi kelompok terorisme. Pada bulan Mei tahun lalu dua polisi juga tewas ditembak kelompok teroris. Saat itu polisi menyatakan pelaku penembakan itu adalah anggota JAT yang telah mempersiapkan aksinya di
Sumber: www.bbc.co.uk