26/03/2018

Melecut Cerah Hari Esok

Manusia pasti punya kesalahan. Tapi biar bagaimanapun, kesalahan itu haruslah dijadikan sarana introspeksi diri untuk kemudian belajar menata masa depan yang lebih baik. Begitupun dengan persoalan hidup, idealnya dijadikan semangat untuk melecut cerahnya hari esok.

Seperti yang dilakukan Dewi Mulyani, istri seorang mantan polisi. Dewi juga ibu dari 4 orang anak. Suaminya, bernama Abdi Tunggal, dulunya adalah anggota Mabes Polri di Biro Staf Deputi Logistik yang sempat terjerat kasus terorisme.
“Setelah bebas, suami kerja jadi sekuriti sekolah terpadu,” kata Dewi saat ditemui di Kantor Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP), Jalan Tebet Timur Dalam IIIE nomor 3, Jakarta Selatan, Senin (19/3/2018) petang.

Suaminya divonis 10 tahun penjara. Saat itu, Dewi mengenang, itu adalah salah satu fase terberat dalam hidup. Dari dulu menjadi istri polisi, berubah menjadi istri narapidana. Status sosial juga goyah.
“Tapi biar bagaimanapun ini harus dihadapi,” lanjutnya.

Meski diakui awalnya sempat cukup syok dengan keadaan yang terjadi, tapi Dewi tidak ingin terpuruk. Sebab itulah, dia berusaha sekuat tenaga untuk bangkit. Dia juga terus berusaha membesarkan hati suaminya agar tidak berlama-lama terpuruk, termasuk berjuang menghidupi keluarga.

Setelah suaminya bebas, Dewi juga membesarkan hati suaminya untuk tetap tegar kembali ke lingkungan sosial. Sebab, sebut Dewi, suaminya sempat malu untuk kembali bersosialisasi pascamenjalani hukuman alias bebas penjara.

Bisnis Jamu

Dewi menyebut, kini bersama suaminya juga memulai usaha bisnis kecil-kecilan. Mulai dari jualan gas hingga produksi jamu tradisional sendiri. Untuk usaha ini juga mendapat bantuan dari Yayasan Prasasti Perdamaian lewat program-programnya.

Usahanya dibuat di tempat tinggalnya, di RT002/RW004, Kampung Cisauk, Kelurahan Situ Gadung, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Jamu tradisionalnya dibuat dari perasan kunyit, asam dan sirih ditambah gula aren asli. Semuanya menggunakan bahan herbal dan diolah secara tradisional.

Dewi biasa memproduksi 3 kg bahan mentah menjadi jamu cair yang dikemas dalam botol, per minggu. Botol yang digunakan pun botol baru. Dewi biasa membelinya di mini market, membeli air mineral kemasan botol, kemudian isinya dipindahkan untuk kebutuhan keluarga. Sementara botolnya itu digunakan untuk kemasan jamu cair olahannya. Per botol jamu olahannya, dijual Rp10ribu.

Dipromosikan mulut ke mulut, Dewi mendapat berbagai respon positif. Peminum jamu buatannya merasa puas dengan rasa dan khasiatnya. Sempat ada yang mengeluh sakit diabetes, setelah minum jamu olahannya, penyakit diabetesnya perlahan sembuh.

Jamu olahan Dewi juga bisa diminum untuk meredakan nyeri haid bagi perempuan. Mengingat, jamu olahannya juga menggunakan bahan baku daun sirih yang punya khasiat untuk itu.
“Cuma sekarang masih terbatas produksinya, kalau agak banyak tergantung pesanan,” kata Dewi.

Related articles